Menangkap gelombang ultrasonic pemancar menggunakan sensor
ultrasonik
1. Tujuan
a.
Untuk memahami kegunaaan sensor ultrasonik
b.
Dapat membuat rangkaian sensor
ultrasonik
2. Alat dan bahan
a.
Alat
·
Loudspeaker
Digunakan sebagai penangkap
gelombang suara ultrasonik
·
Relay
Digunakan sebagai saklar
b.
Bahan
·
Dioda
Spesifikasi diode 1N4148
·
Transistor
Spesikasi transistor npn
BC548, BC558, SL100
·
Ground
·
Capasitor
Spesikasikapasitor dengan
nilai kapasitansi 0,2 mkro farad, dan 560 mikro farad
·
Resistor
Nilai resistansi 15k ohm,
12k ohm, 470k ohm, 10k ohm, 33 ohm
·
Opamp
3.
Dasar teori
a.
Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan
merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2
bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak
Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan
Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat
menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan
Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature
Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
Dibawah ini adalah gambar bentuk Relay dan Simbol Relay yang sering
ditemukan di Rangkaian Elektronika.
Prinsip Kerja Relay
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
1)
Electromagnet
(Coil)
2)
Armature
3)
Switch
Contact Point (Saklar)
4)
Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
·
Normally
Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi
CLOSE (tertutup)
·
Normally
Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi
OPEN (terbuka)
Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh
sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila
Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang
kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi
baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di
posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC)
akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik,
Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay
untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus
listrik yang relatif kecil.
Arti Pole dan Throw pada Relay
Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole
dan Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah
penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and Throw :
§ Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki
oleh sebuah relay
§ Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah
Kontak (Contact)
Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka
relay dapat digolongkan menjadi :
·
Single
Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal
untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
·
Single
Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal
untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
·
Double
Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya
4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal
lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh
1 Coil.
·
Double
Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8
Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang
dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.
Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan
Throw-nya melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw)
ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.
Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole
dan Throw, silakan lihat gambar dibawah ini :
Fungsi-fungsi dan Aplikasi Relay
Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan
Elektronika diantaranya adalah :
o
Relay
digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)
o
Relay
digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function)
o
Relay
digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari
Signal Tegangan rendah.
o
Ada juga
Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen lainnya dari
kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short).
4.
Gambar rangkaian
5.
Video rangkaian
6.
Cara kerja
rangkaian ini difungsikan untuk mengaktifkan relay pada saat adanya pancaran
sinyal ultrasonic dari pemancar. Loudspeaker tweeter atau mikrofon digunakan
sebagai penangkap gelombang suara ultrasonik. Gelombang ultrasonik yang diterima kemudian diperkuat dengan menggunakan
dua buah transistor. Sebagai
pemilih frekuensi digunakan kapasitor tapis C5 dengan nilai 560 nF, disamping
itu juga dibantu oleh R14 (100 Kohm). IC Op-Amp pada rangkaian penerima ini
hanya dimaksudkan sebagai pembanding bukan sebagai penguat. Sebagai referensi
pembanding digunakan potensio VR2 yang membagi tegangan supply 9 volt menjadi
dua bagian tegangan. Jika tegangan pada input positif Op-Amp (pin3) lebih besar
dibanding tegangan pada terminal negatif op-amp (pin2), maka tegangan keluaran
akan mendekati tegangan suppy (secara teori jika tidak ada beban), dan jika
sebaliknya maka tegangan keluaran adalah 0 volt. Dua buah transistor pada jalur
keluaran op-amp berguna sebagai driver relay, sehingga arus sebagian besar
mengalir dari transistor bukan dari output op-amp.
7.
Download
Datasheet: disini
Rangkaian: disini
Video Rangkaian: disini
HTML: disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar